Membaca (ulang) Buku Dr. Husaini M. Hasan ||
▪Bagi saya, ini buku menarik. Ditulis langsung oleh aktor sejarah Aceh Merdeka; Husaini M. Hasan. Sosok yang mendapat mandat untuk menggantikan Hasan M. di Tiro dalam 'dekrit' Wali Negara tahun 1978.
▪Saya hanya beberapa kali bertemu dengannya, baik di Aceh maupun di luar Aceh. berdiskusi dengannya sangat menarik, daya ingatnya masih kuat, kemampuan intelektualnya (khususnya bidang agama) juga teruji, gaya komunikasinya supel, tidak ekslusif. Saya menaruh hormat padanya, sama seperti Hasan. M. di Tiro atau kalangan sepuh Aceh Merdeka lainnya.
▪Sebagai buku Otobiografi, memang sulit dipisahkan dari nilai subjektifitas. Tapi saya menjamin, konten sejarah yang ia ceritakan khususnya tentang pemikiran dan Aceh Merdeka sarat dengan objektifitas dan bisa dipertanggung jawabkan.
▪Hal penting dari buku tersebut adalah terungkapnya tabir pengkhianatan dalam tubuh Aceh Merdeka, dan Husaini M. Hasan menjadi korban dari perjuangan yang ia yakini kebenarannya. Terus bergulir, asumsi miring dialamatkan kepadanya. Tentunya, buku ini menjadi 'pledoi' bagi dirinya yang sampai saat ini tidak ada pihak yang membantahnya.
▪Dalam kajian saya, Husaini M. Hasan sengaja disingkirkan karena beberapa hal:
1⃣ Dia tokoh intelektual yang sangat berperan dimasa awal lahirnya AM, tentu sesudah Dr. Mukhtar Hasbi dan Tgk. Ilyas Leube. Bahkan ia mendapat mandat dalam dekrit Hasan Tiro untuk menggantikan tugasnya, jika kedua tokoh diatas meninggal dunia/berhalangan. Ini menjadi bukti, ia mendapat kepercayaan penuh dari sang Wali.
2⃣ Husaini M. Hasan adalah tokoh kunci dalam gerakan diplomasi yang dirintis oleh Aceh Merdeka. Ia membuka jaringan dan hubungan dengan RMS, OPM, Fretelin, Iran, Swedia, Libya, Angola, Jerman, Zimbabwe, Austria, dan beberapa negara lainnya serta tokoh-tokoh penting di dunia internasional. Hal ini dibuktikan dengan surat-surat krespondensi antara Hasan Tiro, Husaini Hasan dan negara/tokoh tujuan.
3⃣ Peran besar yang diberikan Hasan Tiro kepada Husaini Hasan telah melahirkan persaingan untuk merebut pengaruh dalam tubuh Aceh Merdeka, khususnya di luar negeri. Hingga akhirnya timbul upaya penyingkiran terhadap Husaini M. Hasan, walau tidak satupun kesalahan yang dilakukannya terhadap perjuangan Aceh Merdeka.
▪Saya kira, buku ini menjadi klarifikasi sejarah terhadap asumsi dan opini 'pengkhianat' yang terus dibangun terhadap dirinya. Argumen dan narasi Husaini Hasan menjadi jawaban yang menurut saya sulit dibantahkan, bahkan oleh orang-orang yang telah menyingkirkannya.
▪Sebagai pengkaji sejarah, saya tidak membelanya. Justru ketika saya melihat banyak dokumen, saya tidak mampu untuk tidak mengakui kebenaran yang diutarakan olehnya. Maka, saya memilih Husaini Hasan menjadi salah satu narasumber dalam produksi dokumenter saya. Dan saya berjanji, akan menerbitkan diplomatic correspondence antara Husaini Hasan dengan Hasan Tiro atau tokoh lainnya.
▪Terimakasih Abu Husaini, saya belajar banyak hal dari Abu. Khususnya tentang perjuangan dan pengkhianatan. Karena memang, itu menjadi kepingan koin yang sulit dipisahkan sisinya. Dan saya yakin, kebenaran selalu menang dihadapan cermin sejarah.
Salam |Haekal Afifa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar