Saiful Bahri(pon Yaya) caleg DPRA dapil 5 yaitu Lhokseumawe dan Aceh Utara
Beliau adalah eks gerakan Aceh merdeka wilayah pada kala itu
Pria yang akrab di sapa tanggy Buloh itu memiliki jiwa sosial yg tinggi dan memiliki jiwa kepemimpinan yg luar biasa..hal itu bisa di lihat dari usahasanya di pedalaman sp keuramat beliau memiliki usaha kelapa sawit dan karet dan ratusan pekerja yg berasal dari Kutamakmur..kata beliau ini adalah bukti dari saya untuk memberantas pengangguran yg di Aceh Utara semakin banyak dan khususnya di Kutamakmur
Pang5 Sagoe Tgk syiek di Buloh itu menegaskan bahwa niat beliau ke DPRA tidak lain yaitu untuk mensejahterakan rakyat dan sebisa mungkin ikut merealisasikan dari hasil kesepakatan MOU tempo dulu
Caleg bernomor urut 10 ini bisa di sebut salah satu yg unggul di Aceh Utara dan Lhokseumawe nantinya#insyaallah
#zpost
Sabtu, 28 Juli 2018
Kamis, 05 Juli 2018
SAYA KENAL IRWANDI#HAEKAL AFIFA
Saya, Irwandi dan Aceh ||
▪Saya tak kenal dekat Irwandi (BW). Hanya beberapa kali bertemu baik saat konflik Aceh maupun pasca damai. Saat konflik, BW memakai beberapa nama sandi; Tgk. Agam, Tgk. Isnandar Al Pase, dan Jean Michael Hara (J.M.Hara). Sebagai Jubir GAM Pase saat itu, Isnandar lebih terkenal dari pada dua nama lainnya.
▪J.M. Hara adalah nama pena yang ia gunakan untuk menulis beberapa booklet dan buku GAM. Salah satu bukunya masih saya simpan. Dan beberapa dokumen media saat ia muncul ke publik dan ditangkap saat konflik juga masih saya rawat dengan baik.
▪Terakhir bertemu dengan BW, saat proses Pilkada 2017 lalu. Ditemani seorang kawan, saya wawancara dan ngobrol banyak dengannya di Lamprit. Karena memang saya suka dengan pemikiran beberapa tokoh GAM yang terlibat dalam politik Aceh pasca damai, Termasuk BW.
▪Banyak jalan hidup yang ia kisahkan. Beberapa cerita dia minta "off the record" ke publik. Kala itu, saya menarik menulis tentangnya; Komunikasi popaganda yang ia miliki, manajemen konflik yang ia kuasai, dan kisahnya saat menempuh pendidikan di Amerika. Bagi saya, dia salah satu aset intelektual yang dimiliki GAM. Saya salut dengan intelektualnya, koneksi internasional dan gaya komunikasinya.
▪Dalam Pilkada 2017 (khususnya Pilgub), saya tidak mendukung siapapun. Walaupun kecenderungan saya hanya pada Partai Lokal. Dan, saya lebih suka menulis beberapa sosok GAM yang terlibat di dalamnya (Muzakir Manaf, Irwandi Yusuf, Sofyan Dawood, Zakaria Saman).
▪Saat itu, semua tokoh GAM tersebut sudah saya tulis pemikirannya. Kecuali Irwandi. Beberapa hari kala artikel saya tentang Irwandi hendak tayang, tiba-tiba dalam debat publik Pilkada 2017 Irwandi menyerang pribadi Zakaria Saman. Sejak itu, saya kehilangan respek padanya, artikel tentangnnya saya batalkan dan saya mulai melawan sikap Ad Hominemnya.
▪Saya tidak suka pribadi Ad Hominem. Apalagi dipraktekkan oleh tokoh politik sekelas BW. Bahkan, saya harus kehilangan beberapa teman hanya karena mereka terlalu membela prilaku Ad Hominem ini. Bagi saya, mereka terlalu munafik dalam berpolitik. Semacam kehilangan nalar dalam memisahkan antara kebenaran dan kesalahan.
▪Mulai saat itu, sebagai pribadi saya menyatakan melawan sifat Ad Hominem yang ada pada BW. Walaupun disisi lain sampai saat ini saya mencintai Partai Lokal sebagai organ politik dalam melawan bergaining nasional. Aceh harus kuat secara politik, tapi bangsa Aceh juga harus kuat dalam memperbaiki karakter politisinya.
▪Pasca BW terpilih sebagai Gubernur, saya mulai mengamati. Ternyata, Ad Hominem ini semakin menjadi-jadi. Saya melihatnya semacam syndrome yang sulit dihilangkan. BW mulai menyerang pribadi Abdullah Saleh (Politisi PA), di kolom komentar media sosialnya, ia mulai 'menggila' dengan kata-katanya yang menyerang pribadi beberapa netizen yang bersebrangan dengannya. Bagi saya, ini tidak layak dilakoni oleh seorang Gubernur.
▪Lama kelamaan, saya melihat kesan BW semakin sombong dengan kekuasaan yang dimilikinya. Beberapa oknum pendukungnya juga semakin 'ganas' di media sosial menyerang lawan politiknya. Pun sebaliknya.
▪Sebulan yang lalu, melalui kawan-kawan dan elit Aceh di Jakarta saya tau BW sudah masuk target untuk ditangkap KPK. Disini, skenario Jakarta terlihat mulai bermain lebih tegas untuk 'menghabisi' kekuatan politik lokal Aceh. Bahkan, drama 'decomissioning' politik ini sudah dimainkan sejak BW berpasangan dengan Nazar.
▪Maka saran saya, bersiaplah untuk Partai Lokal Aceh. Jangan larut dalam euforia politik sesaat yang menyesatkan. Galang kekuatan kolektif, bangun bargaining power yang kokoh antar sesama. Dalam politik memang tidak ada musuh abadi, tapi yakinlah pesan Alm. Wali "Meurakan ngôn Musöh handjeut, keuneulhéh rugöe".
▪Secara pribadi, saya prihatin dan sedih atas kasus yang menimpa BW. Sebagai rakyat, saya malu dan kecewa jika memiliki Gubernur koruptif. Sehingga marwah Aceh ditingkat nasional menjadi taruhan yang harus dibayar mahal.
▪Semoga ini menjadi pelajaran buat semuanya. Baik politisi, simpatisan, maupun pendukung, khususnya Partai Lokal Aceh. Saat ini, kita sedang berada di skenario yang rumit. Kita memang ''gagal'' merdeka, tapi jangan pernah gagal untuk bersatu!
▪Saya tak kenal dekat Irwandi (BW). Hanya beberapa kali bertemu baik saat konflik Aceh maupun pasca damai. Saat konflik, BW memakai beberapa nama sandi; Tgk. Agam, Tgk. Isnandar Al Pase, dan Jean Michael Hara (J.M.Hara). Sebagai Jubir GAM Pase saat itu, Isnandar lebih terkenal dari pada dua nama lainnya.
▪J.M. Hara adalah nama pena yang ia gunakan untuk menulis beberapa booklet dan buku GAM. Salah satu bukunya masih saya simpan. Dan beberapa dokumen media saat ia muncul ke publik dan ditangkap saat konflik juga masih saya rawat dengan baik.
▪Terakhir bertemu dengan BW, saat proses Pilkada 2017 lalu. Ditemani seorang kawan, saya wawancara dan ngobrol banyak dengannya di Lamprit. Karena memang saya suka dengan pemikiran beberapa tokoh GAM yang terlibat dalam politik Aceh pasca damai, Termasuk BW.
▪Banyak jalan hidup yang ia kisahkan. Beberapa cerita dia minta "off the record" ke publik. Kala itu, saya menarik menulis tentangnya; Komunikasi popaganda yang ia miliki, manajemen konflik yang ia kuasai, dan kisahnya saat menempuh pendidikan di Amerika. Bagi saya, dia salah satu aset intelektual yang dimiliki GAM. Saya salut dengan intelektualnya, koneksi internasional dan gaya komunikasinya.
▪Dalam Pilkada 2017 (khususnya Pilgub), saya tidak mendukung siapapun. Walaupun kecenderungan saya hanya pada Partai Lokal. Dan, saya lebih suka menulis beberapa sosok GAM yang terlibat di dalamnya (Muzakir Manaf, Irwandi Yusuf, Sofyan Dawood, Zakaria Saman).
▪Saat itu, semua tokoh GAM tersebut sudah saya tulis pemikirannya. Kecuali Irwandi. Beberapa hari kala artikel saya tentang Irwandi hendak tayang, tiba-tiba dalam debat publik Pilkada 2017 Irwandi menyerang pribadi Zakaria Saman. Sejak itu, saya kehilangan respek padanya, artikel tentangnnya saya batalkan dan saya mulai melawan sikap Ad Hominemnya.
▪Saya tidak suka pribadi Ad Hominem. Apalagi dipraktekkan oleh tokoh politik sekelas BW. Bahkan, saya harus kehilangan beberapa teman hanya karena mereka terlalu membela prilaku Ad Hominem ini. Bagi saya, mereka terlalu munafik dalam berpolitik. Semacam kehilangan nalar dalam memisahkan antara kebenaran dan kesalahan.
▪Mulai saat itu, sebagai pribadi saya menyatakan melawan sifat Ad Hominem yang ada pada BW. Walaupun disisi lain sampai saat ini saya mencintai Partai Lokal sebagai organ politik dalam melawan bergaining nasional. Aceh harus kuat secara politik, tapi bangsa Aceh juga harus kuat dalam memperbaiki karakter politisinya.
▪Pasca BW terpilih sebagai Gubernur, saya mulai mengamati. Ternyata, Ad Hominem ini semakin menjadi-jadi. Saya melihatnya semacam syndrome yang sulit dihilangkan. BW mulai menyerang pribadi Abdullah Saleh (Politisi PA), di kolom komentar media sosialnya, ia mulai 'menggila' dengan kata-katanya yang menyerang pribadi beberapa netizen yang bersebrangan dengannya. Bagi saya, ini tidak layak dilakoni oleh seorang Gubernur.
▪Lama kelamaan, saya melihat kesan BW semakin sombong dengan kekuasaan yang dimilikinya. Beberapa oknum pendukungnya juga semakin 'ganas' di media sosial menyerang lawan politiknya. Pun sebaliknya.
▪Sebulan yang lalu, melalui kawan-kawan dan elit Aceh di Jakarta saya tau BW sudah masuk target untuk ditangkap KPK. Disini, skenario Jakarta terlihat mulai bermain lebih tegas untuk 'menghabisi' kekuatan politik lokal Aceh. Bahkan, drama 'decomissioning' politik ini sudah dimainkan sejak BW berpasangan dengan Nazar.
▪Maka saran saya, bersiaplah untuk Partai Lokal Aceh. Jangan larut dalam euforia politik sesaat yang menyesatkan. Galang kekuatan kolektif, bangun bargaining power yang kokoh antar sesama. Dalam politik memang tidak ada musuh abadi, tapi yakinlah pesan Alm. Wali "Meurakan ngôn Musöh handjeut, keuneulhéh rugöe".
▪Secara pribadi, saya prihatin dan sedih atas kasus yang menimpa BW. Sebagai rakyat, saya malu dan kecewa jika memiliki Gubernur koruptif. Sehingga marwah Aceh ditingkat nasional menjadi taruhan yang harus dibayar mahal.
▪Semoga ini menjadi pelajaran buat semuanya. Baik politisi, simpatisan, maupun pendukung, khususnya Partai Lokal Aceh. Saat ini, kita sedang berada di skenario yang rumit. Kita memang ''gagal'' merdeka, tapi jangan pernah gagal untuk bersatu!
Senin, 02 Juli 2018
Darwati takut kehilangan Irwandi
Tanpa diduga, ternyata pernyataan Darwati ini sontak membuat para pimpinan dan anggota DPRA tertawa, hingga membuat seisi ruangan terdengar riuh.
Setelah ditelusuri ternyata Darwati mengungkapkan pernyataan itu dalam pidato rapat paripurna istimewa di Gedung Utama DPRA, 15 Agustus 2017 dalam rangka pengucapan sumpah dan janji anggota DPRA Irwansyah sebagai pengganti antara waktu (PAW).
Seperti diketahui Darwati A Gani resmi mengundurkan diri dari anggota DPRA digantikan mantan Ketua PNA Irwansyah alias Teungku Muksalmina.
Dalam pidato itu Darwati menyatakan akan berkonsentrasi mendampingi Irwandi bertugas, dan menyatakan tetap berkomitmen berbuat untuk masyarakat.
Darwaiti juga meminta maaf kepada para konstituen di daerah pemilih Banda Aceh, Aceh Besar dan Sabang karena ia tidak dapat melanjutkan tugasnya sampai lima tahun sebagai anggota DPRA.
Baca: Begini Momen Terakhir Darwati Sebagai Anggota DPRA, Sebelum Berpidato Dibisikin Sesuatu oleh Irwandi
"Saya juga mohon maaf, mohon pamit kepada konstituen saya, kaum perempuan di wilayah Banda Aceh, Aceh Besar dan Sabang. Mohon maaf saya tidak bisa mengakhiri sampai lima tahun masa jabatan saya karena saya harus memilih," ujarnya.
Menurut perempuan lulusan PDPK Unsyiah ini, selama menjadi anggota DPRA, ia banyak belajar dan mendapat pengetahun tentang sistem anggaran dan politik.
"Selain dari guru politik saya Bapak Irwandi Yusuf," ujarnya. (*)
Minggu, 01 Juli 2018
Panton Aceh 'bukon lon tulak'
¤ BUKOEN LON TULAK ¤
Jipoet angen gle jitoh ngen ujeun,
U muyup kareung Cicem meusua,
Teuka ie raya paya ngop ateung,
Reubah teugageung meuputa2.
U muyup kareung Cicem meusua,
Teuka ie raya paya ngop ateung,
Reubah teugageung meuputa2.
Pakiban tajak han mupat ateung,
Oh wate takheun kameunan kada,
Maklum di ulon beulanja kureung,
Hana pat diyeung miskin that harta.
Oh wate takheun kameunan kada,
Maklum di ulon beulanja kureung,
Hana pat diyeung miskin that harta.
Han sagop dilon gata lon jak tueng,
Beuthat tatimpueng ulon taceula,
Karena jarak laoet meulinteung,
Hansep pelampung wate lon kira.
Beuthat tatimpueng ulon taceula,
Karena jarak laoet meulinteung,
Hansep pelampung wate lon kira.
Adakna HELY peusawat tempur,
Bak uroe libur lon jak tamasya,
Tapi nyan hana bak jaroe aduen,
Gata beumaklum nasib kakanda.
Bak uroe libur lon jak tamasya,
Tapi nyan hana bak jaroe aduen,
Gata beumaklum nasib kakanda.
Dilon pih muntah han sanggop lon theun,
Tajak et bireun sampoe u Banda,
Adak pih male kalheuh ulon kheun,
Bek jeut keuhireun wahai adinda.
Tajak et bireun sampoe u Banda,
Adak pih male kalheuh ulon kheun,
Bek jeut keuhireun wahai adinda.
Kanasib badan dari phon jameun,
Sabe lon jangeun ngen gop that beda,
Gata bek seudih hate teumernung,
Tapreh lon jak tung hana troh teuka.
Sabe lon jangeun ngen gop that beda,
Gata bek seudih hate teumernung,
Tapreh lon jak tung hana troh teuka.
Mungken getanyo hana peutemuen,
Ngen gata Ainun tamse keu nama,
Jinoe tagantoe wahe dek buleun,
Ngen laen ureung keu judoe adinda.
Ngen gata Ainun tamse keu nama,
Jinoe tagantoe wahe dek buleun,
Ngen laen ureung keu judoe adinda.
Doa nibak lon sabe lam jangeun,
Jaroe ulon leung lon mohon pinta,
Keujudoe gata lakoe keu imum,
Gata keu makmum lam keluarga.
Jaroe ulon leung lon mohon pinta,
Keujudoe gata lakoe keu imum,
Gata keu makmum lam keluarga.
Amanah lon bi yoh masa jameun,
Tatubit uleun jelbab bek tabuka,
Pakaian tashoek beugot tadiyeung,
Bek dosa ureung oh dikalen gata.
Tatubit uleun jelbab bek tabuka,
Pakaian tashoek beugot tadiyeung,
Bek dosa ureung oh dikalen gata.
Haba metutoe beugot tajangeun,
Beumurah senyum dgn syedara,
Habblum minaLLAH wahai dek buleun,
Juga ngen ureung jaga wibawa.
Beumurah senyum dgn syedara,
Habblum minaLLAH wahai dek buleun,
Juga ngen ureung jaga wibawa.
Nyan Tajaga beugot that...!
Panton Aceh stunami
Allahu Allahurabbi,
Syukur keurabbi sidroe ilahon,
Selaweut saleum sabee bak bibie,
Keusidroe nabi utusan rabbon,
Syukur keurabbi sidroe ilahon,
Selaweut saleum sabee bak bibie,
Keusidroe nabi utusan rabbon,
Nibak malam nyoe lon peugot rawi,
Ya Allah neubi beutrang hatee lon,
Ngen tuah gure lam ulee leupi,,
Keubhah stunami lon ujo suson,
Ya Allah neubi beutrang hatee lon,
Ngen tuah gure lam ulee leupi,,
Keubhah stunami lon ujo suson,
Yoh buno uroe tapeuringati,
Saboh tragedi geu ulang tahon,
Saboh seujarah Aceh seurambi,
Dile terjadi kheundak bak rabbon,
Saboh tragedi geu ulang tahon,
Saboh seujarah Aceh seurambi,
Dile terjadi kheundak bak rabbon,
Yoh golom damai gam deungon R.I,
Manteng su minimi di gle ngen gampong,
Rakyat sengsara geuklik meu ie’ie,
Bak ujong gaki adat ngen hukom,
Manteng su minimi di gle ngen gampong,
Rakyat sengsara geuklik meu ie’ie,
Bak ujong gaki adat ngen hukom,
Hingga troh masa kuasa rabbi,
Saboh tragedi nibak akhe thon,
2004 ngen thon masehi,
Cobaan neubi bala neupeutron,
Saboh tragedi nibak akhe thon,
2004 ngen thon masehi,
Cobaan neubi bala neupeutron,
Bak beungoh minggu geumpa teujadi,
Meugokgok bumi donya meu hayon,
Tanoh dum crah-crah di tubit ngen ie,
Reuloh ngon titi runtoh ngen geudong,
Meugokgok bumi donya meu hayon,
Tanoh dum crah-crah di tubit ngen ie,
Reuloh ngon titi runtoh ngen geudong,
Wate kareuda geumpa terjadi,
Sideh di pasi asai mula phon,
Di beudoh bakat Allah hurabbi,
Leupah that tinggi santeut ngen geudong,
Sideh di pasi asai mula phon,
Di beudoh bakat Allah hurabbi,
Leupah that tinggi santeut ngen geudong,
Teuka geulumbang raya han sakri,
Mulai di pasi banbadum di ron,
Rumoh ngen toko warong meukat mie,
Ngen moto mersi geulumbang gulong,
Mulai di pasi banbadum di ron,
Rumoh ngen toko warong meukat mie,
Ngen moto mersi geulumbang gulong,
Kuasa Allah hantroh takaji,,
Oh wate geubi han ek tatanggong,
Barang dum di ba oleh stunami,
Ureng dalam ie meu apong-apong,
Oh wate geubi han ek tatanggong,
Barang dum di ba oleh stunami,
Ureng dalam ie meu apong-apong,
Wate taingat seudeh hansakri,
Didalam hati teurasa tutong,
Wte takalen oh di surot ie,
Mayet meuriti kota ngen gampong,
Didalam hati teurasa tutong,
Wte takalen oh di surot ie,
Mayet meuriti kota ngen gampong,
Hate sang diklik mata sang me ie,
Oh ta peurati tamoe taranggong,
Jino takeunang ultah stunami,
Taperingati doa bak rabbon,
Oh ta peurati tamoe taranggong,
Jino takeunang ultah stunami,
Taperingati doa bak rabbon,
Smoga arwah korban stunami,
Beu ek Allah bie syuruga lambong,
Pahala syahit be ek Allah bie,
Ahli famili dan bandum kaom,
Beu ek Allah bie syuruga lambong,
Pahala syahit be ek Allah bie,
Ahli famili dan bandum kaom,
Dengon momentum ultah tsunami,
Umat islami ingat keurabbon,
Di dalam hudep pareksa diri,
Iman lam hati tanyo peubeutoi,
Umat islami ingat keurabbon,
Di dalam hudep pareksa diri,
Iman lam hati tanyo peubeutoi,
Meumada ohno lon undur diri,
Soal tsunami nyeng jeut lon suson,
Mgken golom jeut lon peugot rawi,
Meauh beu tabi wahe dum kawom,
Soal tsunami nyeng jeut lon suson,
Mgken golom jeut lon peugot rawi,
Meauh beu tabi wahe dum kawom,
Ticem di meulot ateuh bak jawi,
Ticem keudidi pajoh boh sukon,
Sekedar haba nyeng jeut lon rawi,
Ulon akhiri wassalamialaikom.
Ticem keudidi pajoh boh sukon,
Sekedar haba nyeng jeut lon rawi,
Ulon akhiri wassalamialaikom.
pantun bahasa aceh
Malam kajula ka poh 12
Di lon that sosah han teungeu mata
Lon beudoh lon duk ateuh peuratah,
Hp lon peuhah fb lon buka
Di lon that sosah han teungeu mata
Lon beudoh lon duk ateuh peuratah,
Hp lon peuhah fb lon buka
Grop aceh lam panton lon buka bagah
Meu tuleh kisah sboh nyeng nyata
Panton peu ingat keurakan meutuah
Katrep lon keubah golom lon buka
Meu tuleh kisah sboh nyeng nyata
Panton peu ingat keurakan meutuah
Katrep lon keubah golom lon buka
Nibak mlm nyo lon ujo surah
Be ok mslah dlm agama
Adab geutanyo keupoma ayah
Le nyeng ka salah takalon rupa
Be ok mslah dlm agama
Adab geutanyo keupoma ayah
Le nyeng ka salah takalon rupa
Whe ado lon nyeng ceudah2
Keu guna ayah beuna takira
Beungoh ngen supot mita nafakah
Meumacam ulah mita kereuja
Keu guna ayah beuna takira
Beungoh ngen supot mita nafakah
Meumacam ulah mita kereuja
Ladom dlm gle kaye gjak plah
Ladoh di sawah pade geupula
Ladom ugunong geujak si geutah
Ladom tung upah bak buruh gasa
Ladoh di sawah pade geupula
Ladom ugunong geujak si geutah
Ladom tung upah bak buruh gasa
Meumacam bago krja geu olah
Haleu bak Allah hna meudesya
Demi keu aneuk bek hudep sosah
Trok bak kulyah aneuk sikula
Haleu bak Allah hna meudesya
Demi keu aneuk bek hudep sosah
Trok bak kulyah aneuk sikula
Oleh sebab nyan ado meutuah
Keu guna ayah taingat beuna
Meunan cit poma e putro ceudah
Gob nyan that sosah geu kandong gata
Keu guna ayah taingat beuna
Meunan cit poma e putro ceudah
Gob nyan that sosah geu kandong gata
Uro ngen malam hte that sosah
Tboh sang teuplah oh lahe gata
Geu seurah dro keudeh bak Allah
Sket sileupah nyeng poma rasa
Tboh sang teuplah oh lahe gata
Geu seurah dro keudeh bak Allah
Sket sileupah nyeng poma rasa
Wte kalahe aneuk meutuah
Galak meuleupah geucom ngen geuwa
Malam ngen uro gata geupapah
Ngen pisang teuplah geujok bu gata
Galak meuleupah geucom ngen geuwa
Malam ngen uro gata geupapah
Ngen pisang teuplah geujok bu gata
Poma nyeng peumom wte gata grah
Gata meutuah taingat beuna
Malam ngen uro i"k ek poma rah
Baje nyeng cdah ka geuseudia
Gata meutuah taingat beuna
Malam ngen uro i"k ek poma rah
Baje nyeng cdah ka geuseudia
Oleh sbab nyan rakan lon peugah
Ta ingat beu beu pah jasa di poma
Oh wte rayok e bungong nawah
Bek sagai bntah ayah ngen poma
Ta ingat beu beu pah jasa di poma
Oh wte rayok e bungong nawah
Bek sagai bntah ayah ngen poma
Pu2 nyeng geuyu tajak beubagah
Bek na meubantah meube ok haba
Nyo murka gobnyan ka murka Allah
Tanyo meutuah jeut darohaka
Bek na meubantah meube ok haba
Nyo murka gobnyan ka murka Allah
Tanyo meutuah jeut darohaka
Dlm alqur'an cit na geusurah
Na riza Allah mnyo na riza poma
Wte geumeuyu hanjeut takheun ah
Beungeh that Allah keutanyo murka
Na riza Allah mnyo na riza poma
Wte geumeuyu hanjeut takheun ah
Beungeh that Allah keutanyo murka
Lam hadis Nabi pihna geupeugah
Syurga indah diyup kaki ma
Nyo darohaka keumak ngen ayah
Singoh geukubah dlm nuraka
Syurga indah diyup kaki ma
Nyo darohaka keumak ngen ayah
Singoh geukubah dlm nuraka
Gaseh keu gure geujok ijazah
Gaseh kau nam mbah geupulang do'a
Gaseh keu tgku geupeuturi Allah
Gaseh keu ayah geujok pusaka
Gaseh kau nam mbah geupulang do'a
Gaseh keu tgku geupeuturi Allah
Gaseh keu ayah geujok pusaka
Gaseh keupoma guna tabalah
Gaseh keu Allah tamong syiruga
Tapubut suroh peu jioh teugah
Nyeng larang Allah bek takeureuja
Gaseh keu Allah tamong syiruga
Tapubut suroh peu jioh teugah
Nyeng larang Allah bek takeureuja
Nyan keuh hai ado bacut lon peugah
Beurayok meuah meunyo na gasa
Haba nyeng beutoi trok dari Allah
Meunyo nyeng salah silap lon tleh rika
Beurayok meuah meunyo na gasa
Haba nyeng beutoi trok dari Allah
Meunyo nyeng salah silap lon tleh rika
Meunyo nyeng galak koment beubagah
Kritikan nyeng pah silahkan saja
Mnyo han ek neubaca sigra neupinah
Jeut bek le leumah lam akun gata
Kritikan nyeng pah silahkan saja
Mnyo han ek neubaca sigra neupinah
Jeut bek le leumah lam akun gata
Nyeng ulon tuleh haba amanah
Firman Allah ngen hadis maja
Menyo hi ragu tajak bak dayah
Jeut leubeh lom pah tadeungo nyata.
Firman Allah ngen hadis maja
Menyo hi ragu tajak bak dayah
Jeut leubeh lom pah tadeungo nyata.
Irwandi kembali mangkir dari sidang interpretasi DPRA
Aceh masakini – Gubernur Aceh Irwandi Yusuf untuk ke sekian kalinya kembali mangkir dari sidang interpelasi DPRA. Irwandi kembali menugaskan wakilnya Nova Iriansyah untuk menjawab sederet pertanyaan yang diajukan anggota DPRA dalam sidang interpelasi sebelumnya.
Sidang dengan agenda mendengarkan jawaban Gubernur Aceh terhadap hak interpelasi DPRA, Senin (02/7/2018) hari ini dibuka oleh Ketua DPRA, Tgk Muharuddin, didampingi Wakil Ketua I Sulaiman Abda.
Sebelumn membaca jawaban Gubernur Aceh, Nova Iriansyah mengatakan, gubernur tidak akan menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan status pribadi dan komunikasi gubernur di media sosial.
“Sementara terkait pertanyaan dugaan suap CT3 Sabang yang menjerat mantan kepala BPKS Sabang kami tugaskan Gubernur Aceh tidak terlibat,” katanya.
Ketua Komisi II DPRA, Nurzahri, berharap sidang interpelasi hari ini dihadiri langsung oleh Gubernur Aceh Irwandi Yusuf untuk menjawab pertanyaan dalam sidang interpelasi sebelumnya.
Hingga berita ini diunggah, sidang interpelasi masih berlangsung.[]
HUSAINI HASAN |ACEH
Membaca (ulang) Buku Dr. Husaini M. Hasan ||
▪Bagi saya, ini buku menarik. Ditulis langsung oleh aktor sejarah Aceh Merdeka; Husaini M. Hasan. Sosok yang mendapat mandat untuk menggantikan Hasan M. di Tiro dalam 'dekrit' Wali Negara tahun 1978.
▪Saya hanya beberapa kali bertemu dengannya, baik di Aceh maupun di luar Aceh. berdiskusi dengannya sangat menarik, daya ingatnya masih kuat, kemampuan intelektualnya (khususnya bidang agama) juga teruji, gaya komunikasinya supel, tidak ekslusif. Saya menaruh hormat padanya, sama seperti Hasan. M. di Tiro atau kalangan sepuh Aceh Merdeka lainnya.
▪Sebagai buku Otobiografi, memang sulit dipisahkan dari nilai subjektifitas. Tapi saya menjamin, konten sejarah yang ia ceritakan khususnya tentang pemikiran dan Aceh Merdeka sarat dengan objektifitas dan bisa dipertanggung jawabkan.
▪Hal penting dari buku tersebut adalah terungkapnya tabir pengkhianatan dalam tubuh Aceh Merdeka, dan Husaini M. Hasan menjadi korban dari perjuangan yang ia yakini kebenarannya. Terus bergulir, asumsi miring dialamatkan kepadanya. Tentunya, buku ini menjadi 'pledoi' bagi dirinya yang sampai saat ini tidak ada pihak yang membantahnya.
▪Dalam kajian saya, Husaini M. Hasan sengaja disingkirkan karena beberapa hal:
1⃣ Dia tokoh intelektual yang sangat berperan dimasa awal lahirnya AM, tentu sesudah Dr. Mukhtar Hasbi dan Tgk. Ilyas Leube. Bahkan ia mendapat mandat dalam dekrit Hasan Tiro untuk menggantikan tugasnya, jika kedua tokoh diatas meninggal dunia/berhalangan. Ini menjadi bukti, ia mendapat kepercayaan penuh dari sang Wali.
2⃣ Husaini M. Hasan adalah tokoh kunci dalam gerakan diplomasi yang dirintis oleh Aceh Merdeka. Ia membuka jaringan dan hubungan dengan RMS, OPM, Fretelin, Iran, Swedia, Libya, Angola, Jerman, Zimbabwe, Austria, dan beberapa negara lainnya serta tokoh-tokoh penting di dunia internasional. Hal ini dibuktikan dengan surat-surat krespondensi antara Hasan Tiro, Husaini Hasan dan negara/tokoh tujuan.
3⃣ Peran besar yang diberikan Hasan Tiro kepada Husaini Hasan telah melahirkan persaingan untuk merebut pengaruh dalam tubuh Aceh Merdeka, khususnya di luar negeri. Hingga akhirnya timbul upaya penyingkiran terhadap Husaini M. Hasan, walau tidak satupun kesalahan yang dilakukannya terhadap perjuangan Aceh Merdeka.
▪Saya kira, buku ini menjadi klarifikasi sejarah terhadap asumsi dan opini 'pengkhianat' yang terus dibangun terhadap dirinya. Argumen dan narasi Husaini Hasan menjadi jawaban yang menurut saya sulit dibantahkan, bahkan oleh orang-orang yang telah menyingkirkannya.
▪Sebagai pengkaji sejarah, saya tidak membelanya. Justru ketika saya melihat banyak dokumen, saya tidak mampu untuk tidak mengakui kebenaran yang diutarakan olehnya. Maka, saya memilih Husaini Hasan menjadi salah satu narasumber dalam produksi dokumenter saya. Dan saya berjanji, akan menerbitkan diplomatic correspondence antara Husaini Hasan dengan Hasan Tiro atau tokoh lainnya.
▪Terimakasih Abu Husaini, saya belajar banyak hal dari Abu. Khususnya tentang perjuangan dan pengkhianatan. Karena memang, itu menjadi kepingan koin yang sulit dipisahkan sisinya. Dan saya yakin, kebenaran selalu menang dihadapan cermin sejarah.
Salam |Haekal Afifa
▪Bagi saya, ini buku menarik. Ditulis langsung oleh aktor sejarah Aceh Merdeka; Husaini M. Hasan. Sosok yang mendapat mandat untuk menggantikan Hasan M. di Tiro dalam 'dekrit' Wali Negara tahun 1978.
▪Saya hanya beberapa kali bertemu dengannya, baik di Aceh maupun di luar Aceh. berdiskusi dengannya sangat menarik, daya ingatnya masih kuat, kemampuan intelektualnya (khususnya bidang agama) juga teruji, gaya komunikasinya supel, tidak ekslusif. Saya menaruh hormat padanya, sama seperti Hasan. M. di Tiro atau kalangan sepuh Aceh Merdeka lainnya.
▪Sebagai buku Otobiografi, memang sulit dipisahkan dari nilai subjektifitas. Tapi saya menjamin, konten sejarah yang ia ceritakan khususnya tentang pemikiran dan Aceh Merdeka sarat dengan objektifitas dan bisa dipertanggung jawabkan.
▪Hal penting dari buku tersebut adalah terungkapnya tabir pengkhianatan dalam tubuh Aceh Merdeka, dan Husaini M. Hasan menjadi korban dari perjuangan yang ia yakini kebenarannya. Terus bergulir, asumsi miring dialamatkan kepadanya. Tentunya, buku ini menjadi 'pledoi' bagi dirinya yang sampai saat ini tidak ada pihak yang membantahnya.
▪Dalam kajian saya, Husaini M. Hasan sengaja disingkirkan karena beberapa hal:
1⃣ Dia tokoh intelektual yang sangat berperan dimasa awal lahirnya AM, tentu sesudah Dr. Mukhtar Hasbi dan Tgk. Ilyas Leube. Bahkan ia mendapat mandat dalam dekrit Hasan Tiro untuk menggantikan tugasnya, jika kedua tokoh diatas meninggal dunia/berhalangan. Ini menjadi bukti, ia mendapat kepercayaan penuh dari sang Wali.
2⃣ Husaini M. Hasan adalah tokoh kunci dalam gerakan diplomasi yang dirintis oleh Aceh Merdeka. Ia membuka jaringan dan hubungan dengan RMS, OPM, Fretelin, Iran, Swedia, Libya, Angola, Jerman, Zimbabwe, Austria, dan beberapa negara lainnya serta tokoh-tokoh penting di dunia internasional. Hal ini dibuktikan dengan surat-surat krespondensi antara Hasan Tiro, Husaini Hasan dan negara/tokoh tujuan.
3⃣ Peran besar yang diberikan Hasan Tiro kepada Husaini Hasan telah melahirkan persaingan untuk merebut pengaruh dalam tubuh Aceh Merdeka, khususnya di luar negeri. Hingga akhirnya timbul upaya penyingkiran terhadap Husaini M. Hasan, walau tidak satupun kesalahan yang dilakukannya terhadap perjuangan Aceh Merdeka.
▪Saya kira, buku ini menjadi klarifikasi sejarah terhadap asumsi dan opini 'pengkhianat' yang terus dibangun terhadap dirinya. Argumen dan narasi Husaini Hasan menjadi jawaban yang menurut saya sulit dibantahkan, bahkan oleh orang-orang yang telah menyingkirkannya.
▪Sebagai pengkaji sejarah, saya tidak membelanya. Justru ketika saya melihat banyak dokumen, saya tidak mampu untuk tidak mengakui kebenaran yang diutarakan olehnya. Maka, saya memilih Husaini Hasan menjadi salah satu narasumber dalam produksi dokumenter saya. Dan saya berjanji, akan menerbitkan diplomatic correspondence antara Husaini Hasan dengan Hasan Tiro atau tokoh lainnya.
▪Terimakasih Abu Husaini, saya belajar banyak hal dari Abu. Khususnya tentang perjuangan dan pengkhianatan. Karena memang, itu menjadi kepingan koin yang sulit dipisahkan sisinya. Dan saya yakin, kebenaran selalu menang dihadapan cermin sejarah.
Salam |Haekal Afifa
Langganan:
Postingan (Atom)